Perkataan yang tidak baik bisa menyakiti hati seseorang yang mendengarnya walaupun banyak yang mengatakan bahwa mereka berkata seperti itu sekedar bercanda. Bercanda yang melukai hati seseorang tidak bisa dianggap sebagai candaan. Mungkin seperti itulah mengapa film ini digambarkan. Bercerita mengenai anak perempuan, Jun Naruse yang ceplas ceplos mengeluarkan isi pikirannya tanpa pikir panjang.
Karena mulutnya itulah semua bermula. Jun Naruse harus menerima bahwa orang tuanya bercerai karena celotehannya dan berakhir disalahkan oleh Ayahnya. Mulai saat itulah Jun bertemu sebuah telur yang bisa bicara dan menyarankan untuk 'menutup' mulutnya agar kedepannya nanti Jun tidak perlu mendapati banyak kesialan-kesialan karena perkataan yang mulutnya keluarkan.
Setelah hari itu, gadis kecil yang cerewet dan memiliki banyak mimpi hilang. Jun Naruse menjadi anak yang tanpa ekspresi dan tidak pernah bersuara, entah di sekolah maupun di rumah bersama Ibunya. Tapi Jun Naruse dipilih menjadi salah satu Panitia Komunitas Jangkauan yang membuatnya lebih mengenal teman sekelasnya. Walaupun mereka semua menentang menjadi panitia namun akhirnya berteman dan melaksanakn tugas yang diberikan dan cerita terus berlanjut dengan berbagai masalah yang timbul dalam kehidupan seorang remaja.
Film yang disutradarai Tatsuyuki Nagai ini mengangkat tema drama remaja yang memang lekat dengan kehidupan seorang remaja namun dengan bumbu fantasi yang menampilkan si tamago yang bisa bicara sebagai narator dipembuka film. The Anthem of The Heart juga memiliki subtitle yaitu Beautiful Word, Beautiful World. yang menggambarkan bahwa perkataan yang baik bisa menciptakan dunia yang baik. titik fokus yang memang Nagai tonjolkan melalui Jun.
Untuk seorang anime lovers mungkin ada yang mengenal anime Anohana, sebuah anime yang dibuat oleh staf yang juga membuat film The Anthem of The Heart ini. Maka dari itu, jika dilihat dalam penggambarannya mirip dengan cara visual anime Anohana sendiri. Namun itu bukan berarti hal minus, malah karena penggambaran yang familiar dan cantik membuat The Anthem of The Heart memanjakan mata. Film ini sendiri sudah diadaptasi menjadi live-action yang dirilis pada tahun 2017 lalu.
The Anthem of The Heart sendiri layaknya film penenang yang bisa membuat kita merasakan kembali gejolak sebagai anak sekolahan dengan berbagai masalah yang sering dimiliki. Ost The Anthem of The Heart sendiri mempunyai ciri yang menenangkan dan meneduhkan cocok didengarkan ketika ingin melepas penat.
Salah satu tanggapan yang didapatkan film The Anthem of The Heart dari Nick Creamer yang menyimpulkan bahwa "Ini adalah sebuah film singkat yang menawan, yang menceritakan sebuah kisah kecil dengan berbagai keanggunan sejati. Tentu sangat direkomendasikan." Seperti tanggapan Nick Creamer, saya juga merasa bahwa The Anthem of The Heart sangat direkomendasikan kepada kalian semua. Untuk merasakan setiap gejolak yang ditanam seorang diri tanpa pernah dikeluarkan.
Ungkapan terakhir,
Ingatlah selalu bahwa perkataan yang baik akan menciptakan dunia yang baik pula.